5 Tanaman Obat yang Mudah Dibudidayakan di Rumah beserta Manfaatnya!
Apa
itu tanaman obat?
Di
Indonesia, tanaman obat alias tanaman biofarmaka lebih biasa dikenal
dengan sebutan TOGA (Tanaman Obat keluarGA).
Tanaman
ini mengandung senyawa aktif atau bahan alami tertentu yang disinyalir
baik untuk menunjang kesehatan tubuh. Setiap jenis tanaman mungkin memiliki
“komposisi” senyawa yang berbeda satu sama lain, sehingga manfaatnya juga
mungkin bervariasi antar satu tanaman obat dengan yang lain.
Umumnya
setiap bagian dari tumbuhan obat bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan
khasiatnya. Mulai dari daun, batang, buah, kulit, biji, akar, hingga umbi atau
rimpangnya yang kemudian dikonsumsi dalam berbagai bentuk seperti dimakan
mentah-mentah, untuk bumbu dapur, obat oles, hingga diracik menjadi jamu minum.
Tanaman
obat yang bisa Anda tanam sendiri di rumah
Indonesia
kaya akan sumber tanaman obat yang bisa dibudidayakan sendiri di rumah, baik
pada sebidang tanah di halaman rumah atau di pot-pot kecil, untuk memenuhi
kebutuhan keluarga akan obat-obatan.
Menurut Info Komoditi Tanaman Obat yang diterbitkan Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) dari Kementerian Perdagangan,
tanaman biofarmaka di Indonesia mencakup 15 jenis tanaman utama.
Tanaman-tanaman ini meliputi jahe, laos (lengkuas), kencur, kunyit,
lempuyang, temulawak,
temuireng, temukunci,
dlingo atau dringo, kapulaga, mengkudu (pace),
mahkota dewa, kejibeling, sambiloto,
dan lidah buaya.
Namun,
kami sudah pilihkan beberapa jenis TOGA yang bisa Anda budidayakan sendiri
dengan mudah di rumah.
1.
Jahe
Jahe
adalah salah satu jenis tanaman obat yang populer digunakan sebagai bahan
pembuat jamu dan obat tradisional.
Jahe
mengandung senyawa aktif kuat bernama gingerol yang mampu mengatasi banyak
masalah pencernaan seperti sakit perut dan mual-muntah, pusing karena
vertigo, hingga mengurangi sakit akibat nyeri haid serta nyeri sendi
seperti osteoarthritis dan rematik. Gingerol
juga dilaporkan dapat mencegah pertumbuhan sel kanker usus besar. Selain itu,
jahe dapat membantu menurunkan berat badan.
Jika
ingin menggunakan jahe sebagai obat herbal, pilihlah yang segar. Senyawa
gingerol paling banyak dan paling kuat ditemukan dalam jahe segar ketimbang
jahe bubuk. Bubuk jahe di pasaran juga biasanya sudah diolah dengan banyak gula
tambahan. Simpan jahe dalam wadah tertutup rapat, simpan di tempat kering
dan jauhkan dari sinar matahari langsung.
Peringatan:
jahe umumnya aman, tapi tetap tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Jahe dapat
menyebabkan sakit perut, kembung, mulas, hingga diare jika kebanyakan. Anda tak
dianjurkan mengonsumsi lebih dari 4 gram jahe per hari.
2.
Kunyit
Kunyit mengandung zat kurkumin yang memberikan warna
oranye khasnya. Kurkumin jugalah yang memberikan khasiat obat dari kunyit untuk
membantu menjaga kesehatan serta mencegah penyakit.
Berkat
senyawa kurminnya, simpang oranye ini sudah sejak dulu digunakan dalam
pengobatan tradisional Indonesia untuk meringankan gejala gangguan pencernaan,
gejala penyakit kulit, mengatasi penyakit hati, mengurangi
risiko penyakit jantung dan stroke, hingga mencegah kanker
usus besar. Berdasarkan penelitian, kurkumin juga berfungsi melindungi
kesehatan fungsi saraf.
Peringatan: sama
halnya dengan jahe, kunyit juga tidak boleh kebanyakan dikonsumsi. Dikutip
dari Healthline, beberapa penelitian mengatakan konsumsi
kunyit berlebihan memicu kenaikan asam lambung berlebih. Asupan kunyit yang
terlalu banyak juga dapat menyebabkan masalah perdarahan. Anda mungkin jadi
lebih gampang memar atau luka lama sembuhnya.
Maka
dari itu, orang yang punya masalah lambung seperti maag dan yang sedang rutin
menggunakan obat pengencer darah warfarin tidak boleh terlalu banyak
mengonsumsi kunyit.
3.
Kencur
Kencur yang
punya nama latin Kaempferia galanga ternyata masih satu
keluarga dengan jahe. Tidak heran apabila masih banyak yang salah membedakan
antara kencur dengan jahe.
Kencur
sudah dikenal lama sebagai obat batuk berdahak, obat diare, obat deman, dan
obat sakit gigi. Kencur juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nafsu makan
dan mengobati cedera otot setelah olahraga.
Manfaat
kencur tidak berhenti sampai di situ. Sebuah penelitian dari Bangladesh
menunjukkan bahwa ekstrak kencur mengandung sifat antidepresan yang bermanfaat
untuk mengurangi stres dan kecemasan.
4.
Kumis kucing
Kumis
kucing adalah tanaman obat yang cukup terkenal dalam meringankan
beberapa masalah kesehatan, seperti luka di kulit dan gusi bengkak. Selain
itu, zat antiradang dalam kumis kucing dapat membantu mengendalikan gejala
alergi, rematik dan asam urat, penyakit ginjal, hingga menghentikan
kejang. Sebuah penelitian pada tikus lab yang diterbitkan jurnal Ethnoparmhacology melaporkan bahwa daun kumis kucing
juga bersifat diuretik yang memicu peningkatan produksi urine. Secara
tidak langsung, bolak-balik buang air kecil dapat membantu mengeluarkan bakteri
yang ada di dalam kandung kemih. Hal ini pun membantu mengurangi kemungkinan
risiko infeksi saluran kencing.
5.
Daun sirih
Daun
sirih sejak zaman leluhur digunakan sebagai tanaman obat untuk
mengobati berbagai masalah kesehatan. Nenek moyang kita sejak dulu terbiasa
mengunyah sirih untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.
Nyatanya, tradisi
menyirih ini memang terbukti bermanfaat oleh sejumlah penelitian medis
modern. Mengunyah sirih telah terbukti menghambat pertumbuhan bakteri
dalam mulut, sehingga bermanfaat untuk mencegah gigi berlubang dan penyakit
gusi.
Selain
itu, antioksidan tannin dalam sirih mempercepat respon tubuh untuk membekukan
darah dan menyembuhkan luka. Itu kenapa sirih sering digunakan untuk
menghentikan mimisan dan mengobati luka bakar.
referensi :
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-tanaman-obat-di-rumah/
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda